RSS

Kerbau Jadi Patokan Nelayan untuk Melaut Pascagempa


SIMEULUE - Lima hari pascagempa berkekuatan 8,5 Skala Richter, nelayan di Pulau Siemeulue, Aceh, baru berani melaut. Warga yakin tidak ada lagi ancaman tsunami setelah melihat tanda-tanda alam.
Sebelumnya warga Kabupaten Sumeulue, seperti di Desa Busung, Kecamatan Simeulue Timur, takut melaut karena cuaca sulit diprediksi. Mereka juga cemas ancaman tsunami pascagempa.
Sesekali gelombang laut tinggi di pesisir barat pantai Aceh. Gempa susulan berskala kecil sampai Minggu kemarin masih dirasakan warga.
Rosidan, warga Desa Busung, Senin (16/4/2012), mengungkapkan aktivitas melaut kembali normal setelah binatang ternak seperti kerbau, kambing, dan ayam, berada di pesisir pantai.
Dia menambahkan, keberadaan binatang ternak di pantai merupakan pertanda tsunami atau gelombang tinggi tidak lagi mengancam.
Keyakinan ini adalah satu dari sekian kearifan lokal warga Pulau Siemelu dalam memprediksi bencana gempa dan tsunami yang dipercaya turun temurun.
Berdasarkan pantauan di beberapa titik di pantai Simeulue, sejumlah tempat usaha perbaikan dan pembuatan boat juga terlihat ramai oleh warga.
Sebagian warga, menggunakan sepeda motor, juga sudah berani menyusuri pesisir Pantai Busung yang berpasir putih.
Gempa dan ancaman tsunami sempat membuat harga hasil laut di sejumlah pasar tradisional di Kota Sinabang merangkak naik mencapai 20 persen. Pasokan ikan sejak gempa pada Rabu 11 April lalu terbatas.

Harga jual ikan diperkirakan akan kembali normal dalam dua hari kedepan.

news.okezone.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment