RSS


DUKUNGAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH LAPAN UNTUK PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI INDONESIA

Berita BNPB - Sambutan Kepala BNPB yang dibacakan oleh Kepala Bidang Data - Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Dr. Agus Wibowo, pada acara  “2nd Regional Workshop of ASEAN Cooperation Project on Utilization of Space Based Technologis for Disaster Risk Reduction” menyebutkan tentang pentingnya penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam pengelolaan penanggulangan bencana di Indonesia (16/06).  BNPB memerlukan data penginderaan jauh resolusi tinggi pada pra-bencana, masa tanggap darurat maupun pada pasca bencana. Worskhop yang terselenggara atas kerjasama antara Japan-ASEAN Integration Fund (JAIF), LAPAN, dan Asian Disaster Reduction Center (ADRC) ini berlangsung di Hotel Salak Bogor pada 26 - 27 Juni 2012.
Pada pra-bencana data teknologi penginderaan jauh  diperlukan untuk pemetaan daerah-daerah yang mempunyai potensi bencana, pemantauan titik api (hot spot) kebakaran hutan dan lahan, pembuatan peta dasar untuk bencana, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk masa tanggap darurat teknologi penginderaan jauh diperlukan untuk memetakan secara cepat kondisi daerah bencana, luasan yang terkena dampak bencana, kondisi akses jalan, penghitungan jumlah rumah yang rusak, lokasi untuk pengungsian, dan sebagainya. Dan untuk pasca-bencana data penginderaan jauh dapat digunakan untuk membuat peta dasar sebagai landasan menentukan lokasi hunian, lokasi jalan, dan keperluan lainnya.
Dalam kesempat tersebut LAPAN menyampaikan beberapa dukungan teknologi penginderaan jauh yang dapat digunakan oleh BNPB, antara lain:
1.      Data pemantauan titik api (hot spot) kebakaran hutan dan lahan harian yang diolah dari data satelit .Data citra satelit penginderaan jauh pada masa tanggap darurat. Dalam hal ini LAPAN merupakan anggota Sentinel Asia dan UN SPIDER yang dapat meminta dukungan data satelit resolusi tinggi dari Jepang atau dari sumber lain.
2.  Data citra satelit LAPAN A1 – TUBESAT yang sudah 5 tahun mengorbit bumi dan merekam data wilayah Indonesia. LAPAN juga merencanakan untuk meluncurkan satelit LAPAN A2 – ORARI dan LAPAN A3 – IPB. Kedua satelit tersebut membawa peralatan voice repeater yang dapat digunakan sebagai penghubung komunikasi radio pada saat bencana. Sensor penginderaan jauh juga dipasang pada kedua satelit tersebut sehingga dapat menyediakan citra satelit untuk keperluan penanganan bencana. Satelit tersebut akan mulai diluncurkan pada Juni 2013.
3.  Pemotretan daerah bencana dengan pesawat tanpa awak (UAV). LAPAN mengembagkan teknologi pesawat tanpa awak dengan bahan dari stereoform yang ringan dan mudah dibawa ke mana saja. Pesawat tanpa awak ini sudah berhasil digunakan untuk memotret kondisi puncak gunung Merapi di Yogyakarta.

Gambar 1. Teknologi Pesawat Tanpa Awak LAPAN dan hasil pemotretan puncak Gunung Merapi

Sumber :Pusdatin dan Humas
Syams©

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment