RSS

ANCAMAN GEMPA BESAR SEMAKIN TERENDUS


RMOL. Hasil penelitian yang dilakukan Komunitas Pemerhari Seismik Indonesia (KPSI) memperlihatkan potensi gempa besar, megathrust, atau mega-gempa dalam waktu dekat. Setidaknya dalam enam bulan yang akan datang.

Hasil penelitian ini disampaikan KPSI saat berkunjung ke kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB), Andi Arief di Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jumat siang tadi (4/5 ).

Dalam presentasinya, Edie Nugroho dan Hendra Cipta dari KPSI mengungkapkan bahwa selama ini anggota KPSI telah  mempublikasikan aktifitas seismik di wilayah Indonesia terutama yang mengalami “kenaikan” sebagai salah satu bentuk peringatan dini atau early warning di wilayah potensi  gempa.

KPSI juga menyebarluaskan juga kejadian kegempaan baik di Indonesia maupun di dunia dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui social media dan jejaring telekomunikasi lainya. Selain itu KPSI juga melakukan inisiatif mengajak masyarakat mempersiapkan sumber daya secara mandiri dalam upaya peningkatan kapasitas masyarakat agar dapat segera merespon kejadian bencana.

Kepada Andi Arief, KPSI memberikan bahan tertulis hasil kajian yang mereka lakukan meliputi pola kegempaan secara global dan yang akan terjadi di wilayah Indonesia.

"Informasi yang disajikan bukan berbentuk kabar untuk mempertakut. Namun lebih mengarah pada kesiapsiagaan masyarakat," ujar Edie. 

KPSI juga mengharapkan agar Andi Arief dapat mendorong dan memotivasi berbagai komunitas kebencanaan dan organisasi masyarakat, agar meningkatkan pemahaman kebencanaan serta kembali mensosialisasikannya ke masyarakat luas.

Beberapa kajian yang diserahkan KPSI antara lain Analisa Kegempaan Sumatera karya Nuskan Syarif, Analisa Magnetometer karya Hendra Cipta, Analisis Gempa Bumi Siberut karya Iwan Rakelta dan Spot Awan Elektromagnet yang ditulis Dedi Roshadi.

Andi Arief yang didampingi para ahli, antara lain DR. Budiarto Ontowirjo dan DR. Basroni Kiran, menyambut positif serta mengapresiasi apa yang telah di lakukan KPSI.

“Saya terharu dengan dedikasi rekan-rekan dari KPSI yang telah melakukan kajian, sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi gempa bumi, sampai menciptakan alat pemantau gempa secara independen.” uajr Andi.

Dalam pertemuan itu juga, dilakukan demonstrasi alat sensor seismic portable yang dibuat secara mandiri oleh Yudi Hernawan Anggrianto dari KPSI, seorang mahasiswa dari Jogja.

Menurut Yudi, alat sensor seismik ini tercipta dikarenakan keprihatinan terhadap keadaan pada tahun 2010 di saat Gunung Merapi Yogyakarta bergejolak. Alat portable ini telah diujicoba di beberapa tempat dan sampai saat ini masih terpasang di beberapa titik pemantauan. Dalam pertemuan antara Andi Arief dan KPSI tersebut juga di resmikan nama alat tersebut dengan nama: Waspada Meter.

Di akhir pertemuan, KPSI mengingatkan Andi Arief sesuai dengan hasil kajian mereka bahwa dalam 6 bulan kedepan Indonesia memiliki potensi mengalami kejadian megathrust di beberapa wilayah. Terhadap peringatan tersebut DR. Budiarto Ontowirjo menyampaikan bahwa pihaknya juga telah mendapatkan laporan serupa dari para ahli kebencanaan.

“Untuk itu yang paling penting adalah, mengajak masyarakat untuk terus melakukan Mitigasi secara lebih proporsional dan profesional," demikian Andi. [guh]

Syams©

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment