RSS

kapan dukungan Windows XP berakhir


Kabar buruk bagi pengguna setia Windows XP, Microsoft resmi mengumumkan kapan dukungan Windows XP berakhir. Dukungan yang dimaksud adalah Update dan Patch untuk menambal celah kemanan dan bug dari sistem operasi tersebut.






Seperti yang terlihat pada gambar diatas dukungan Windows XP akan berakhir pada tanggal 8 April 2014. Bagi yang masih setia menggunakan Windows XP ada beberapa Opsi untuk menangani hal tersebut.


  1. Tetap menggunakan Windows XP, tetapi anda harus menghadapi resiko keamanan dari sistem operasi yang tidak terupdate.
  2. Upgrade ke versi Windows yang lebih baru seperti Windows 7 atau Windows 8, dan yang terakhir.
  3. Mencoba sistem operasi Linux yang memiliki rasa seperti Windows XP seperti ZORIN disamping karena gratis juga karena lebih aman dibanding OS Windows.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PERKUAT KETAHANAN MASYARAKAT MISKIN TERHADAP BENCANA

Berita BNPB - Ketahanan masyarakat lokal, terutama mereka yang berada dalam kemiskinan, perlu diperkuat. Pengalaman membuktikan bahwa masyarakat yang paling miskin adalah yang paling terdampak oleh bencana.

''Mereka yang miskin yang paling terpapar, paling rentan dan paling rugi akibat bencana,'' kata Shamika Sirimane, Direktur Informasi dan Komunikasi, Divisi Teknologi dan Pengurangaan Bencana, Komisi Sosial dan Ekonomi Asia Pasifik PBB (ESCAP), dalam Konferensi Tingkat Kementerian Asia-Pasifik tentang Pengurangan Risiko Bencana ke-5 di Yogyakarta, Selasa (23/10/2012).

Shamika mengutip Asia Pacific Disaster Report 2012 yang disusun United Nation International Strategies for Disaster Reduction (ISDR) untuk menggambarkan dampak bencana pada masyarakat miskin.

Pada tahun 2009, dampak badai Ketsana mengakibatkan kerugian senilai 58 juta dollar AS di Laos, dimana 50 persen kerugian diderita masyarakat miskin. Badai yang sama menyebabkan kerugian senilai 4,3 miliar dollar AS di Filipina, dengan total kerugian yang diderita masyarakat miskin seperti kalangan petani mencapai 90 persen.

Fakta di Pakistan juga menunjukkan hal yang sama. Setidaknya 70 persen dari total kerugian sebesar 9,7 miliar dollar AS akibat banir tahun 2010 diderita masyarakat miskin. Banjir di Thailand juga paling menyengsarakan masyarakat miskin di perkotaan.

Sirimane mengatakan, kenyataan bencana seharusnya memicu setiap negara untuk memperkuat ketahanan nasional terhadap bencana, terutama ketahanan masyarakat miskin. Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) seharusnya terintegrasi dalam rencana pembangunan jangka panjang setiap negara.

Jika pengurangan risiko bencana tak dilakukan, Sujit Mohanty, Program Officer ISDR Asia Pasifik, mengatakan, ''Bencana alam bisa mengganggu bahkan membalikkan langkah untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs)''

''Perlindungan sosial diperlukan untuk mengurangi dampak bencana pada masyarakat miskin,'' kata Sirimane. Ia juga mengungkapkan, berdasarkan riset ESCAP, perlindungan sosial terjangkau oleh negara berkembang, berkisar antara 1-3 persen investasi nasional.
Sumber :Pusdatinmas

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

InaSAFE - PERANGKAT LUNAK GRATIS UNTUK KESIAPSIAGAAN BENCANA DAN TANGGAP DARURAT DILUNCURKAN


Berita BNPB - Untuk membantu masyarakat bersiaga lebih baik menghadapi banjir, gempa dan tsunami, sebuah perangkat lunak pemodelan dampak bahaya bencana alam, InaSAFE (Indonesia Scenario Assessment for Emergencies) diluncurkan hari ini.  
Dikembangkan oleh Indonesia dan Australia bersama dengan World Bank, InaSAFE akan membantu sejumlah desa, kota dan wilayah di seluruh Indonesia lebih tangguh menghadapi bencana alam.

“Indonesia adalah salah satu negara rawan bencana di dunia. Kita tidak bisa menghentikan ancaman bencana, tapi kita dapat membantu kesiapsiagaan masyarakat lebih baik.” ujar Dodi Ruswandi, Deputi Bidang Penanganan Darurat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dapat digunakan oleh siapapun yang memiliki keterampilan komputer dasar, InaSAFE akan memandu pengguna sejumlah pertanyaan tentang potensi skenario bencana, lalu membuat peta dan laporan yang memperkirakan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan pada manusia dan infrastruktur yang ada.

InaSAFE diluncurkan untuk menjawab kebutuhan kajian kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang cepat dan mudah diakses. Dengan InaSAFE, kita dapat menyusun rencana kontijensi bagi skenario terburuk yang mungkin dapat terjadi.

“Sangat sulit untuk bersiaga bencana, tanpa mengetahui siapa yang paling terkena dampak dan apa saja yang akan mengalami kerusakan,” kata Matt Hayne, Co-Director Australia- Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) yang didanai oleh pemerintah Australia.

“InaSAFE akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui sebuah klik pada mouse,” tambah Dr Hayne.
InaSAFE bekerja dengan menggabungkan data ancaman bencana dari lembaga penelitian dan ilmuwan, dan informasi infrastuktur yang didapat dari pemerintah dan masyarakat.
“Dalam kasus banjir, InaSAFE akan membantu masyarakat untuk mengetahui wilayah yang terkena banjir, berapa banyak orang yang harus dievakuasi dan disediakan tempat penampungan, sekolah dan jalan mana saja yang ditutup serta rumah sakit mana yang masih bisa menerima pasien,” kata Abhas Jha, Koordinator Pengelolaan Risiko Bencana untuk Asia Timur dan Pasifik dari Bank Dunia.
Dikembangkan di Indonesia, InaSAFE adalah pendekatan inovatif untuk memahami dampak bahaya bencana.
“Kami mengundang masyarakat global untuk terlibat dalam penggunaan, pengembangan dan perbaikan dari InaSAFE,” tambah Abbas Jha.
Secara resmi, InaSAFe diluncurkan dalam pertemuan ke-lima Konferensi Tingkat Menteri se-Asia untuk Pengurangan Risiko Bencana (the 5th Asian Ministerial Conference for Disaster Risk Reduction-AMCDRR) di Yogyakarta.

Sumber : AIFDR

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PRESIDEN KUNJUNGI PAMERAN PRB - AMCDRR DI JEC

Berita BNPB - Setelah Presiden RI membuka resmi acara AMCDRR pada hari Selasa, (23/10/2012) kemudian dilanjutkan mengunjungi stand - stand pameran Pengurangan Risiko Bencana (PRB) AMCDRR di gedung Jogya Expo Center. Dalam kunjungan tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono, mengunjungi stand BNPB, yaitu Komunikasi Mobile. Susilo mengetes mobil komunikasi dengan melakukan komunikasi via Komob ke stand Komob di Hotel Royal Ambarukmo dan Posdalop BNPB di Jakarta. Fungsi dari Mobil Komunikasi adalah sebagi pusat komunikasi di tempat kerja terkait bencana, pusat koordinasi antar pihak terkait, alat bantu pengumpulan data, informasi dalam mobil komunikasi dan pusat komando saat penanggulangan bencana . Susilo Bambang Yudhoyono katakan, "kegiatan pameran ini baik dan perlu ditingkatkan lagi agar masyarakat lebih waspada terhadap ancaman bencana"

Pameran ini resmi dibuka pada hari Senin (22/10) oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif di Halaman Pendopo Royal Ambarukmo Yogyakarta. Dalam sambutannya, Syamsul Maarif menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai forum untuk “bertukar pengalaman tentang praktek yang efektif dan pendekatan inovatif dalam pelaksanaan Hyogo Framework For Action, khususnya lima prioritas aksi di tingkat nasional dan lokal, yakni tata kelola, penilaian resiko, sistem pemantauan dan peringatan dini, pengetahuan dan pendidikan, faktor-faktor penyebab resiko dan kesiapsiagaan tanggap bencana,” tambahnya.

Pada pameran tersebut, kesibukan juga terjadi di salah satu stand di Asia Pasific Alliance for Disaster Management di JEC, Miho sebagai penjaga, katakan “pameran ini dilakukan sebagai ajang tukar informasi kebencanaan. Banyak pengunjung yang antusias datang pada pameran ini. Kami bahkan telah membagikan lebih dari 900 brosur dan buku dalam mitigasi bencana.”

Peserta pameran dari Indonesia terdiri dari Indonesian Geospatial Information Agency (BIG), Rekompak, TPT Rehab Rekon Merapi Jogja-DIY, National Agency for Disaster Management (BNPB), Ministry of Health, Disaster Risk reduction Indonesia dan National Development Planning Agency (Bappenas).

Sedangkan organisasi dari Negara yang mengikuti pameran yaitu: AHA Centre, Malaysia, Bangladesh, Humanitarian Futures Programme, European Commision, JICA Japan, USAID, UN-ISDR, UN System, World Bank, PMI, IFRC, Children in a changing Climate Coalition, ADPC, Lead Pakistan- CDKN-ODI, ADRRN, AIFDR, Govermen of Yogyakarta dan National Platform.

Peralatan mitigasi bencana yang dipamerkan yaitu EWS (Early Warning System), peringatan dini tanah longsor dari UGM, BPPT, LIPI. EWS Gunung Merapi dari PVMBG. EWS Tsunami dari BPBD Bantul, BMKG dan Tsunami Buoy dari BPPT. Komunikasi Mobile (Komob) dari BNPB, rumah darurat dari PKPU, sistem pengolaha air dari TNI AD, dan Identifikasi Korban Bencana dari POLRI.

Sumber : pusdatinmas

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ENAM KIAT PRESIDEN SBY UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA


Berita BNPB - Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, menerima Global Champion untuk Pengurangan Risiko Bencana (Global Champion for Disaster Risk Reduction) pada bulan November 2011 oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon. Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi dunia atas usaha bersama bangsa Indonesia menekan risiko dampak bencana.
Ban Ki Moon menyampaikan bahwa pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi masyarakat internasional untuk mencontoh keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesadaran pentingnya pengurangan risiko bencana, serta menerapkannya dalam kebijakan nasional yang efektif.
Presiden SBY menguraikan secara gamblang kiat-kiat Pemerintah Indonesia mengupayakan pengurangan risiko bencana (PRB) dalam pembukaan Konferensi Tingkat Menteri se-Asia untuk Pengurangan Risiko Bencana Ke-5 atau Fifth Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction – AMCDRR Ke-5) pada tanggal 23 Oktober 2012 di gedung Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta. Dalam pidato kuncinya Presiden SBY memaparkan enam (6) buah kiat untuk melaksanakan PRB sehingga bangsa Indonesia mendapatkan penghargaan tingkat internasional tersebut.
Presiden SBY menyampaikan, “Bersama dengan banyaknya bencana alam yang menimpa banyak negara, pengurangan risiko bencana (PRB) menjadi semakin penting. Saya mengikut-sertakan kepentingan yang besar dalam upaya-upaya meningkatkan kapasitas PRB untuk meminimalisir kerentanan dan risiko bencana. Dalam kasus Indonesia, ini juga sangat penting untuk membantu memastikan keberlanjutan upaya-upaya pengembangan.”
Menurut Presiden SBY sebagai titik referensi utama dalam pelaksanaan agenda PRB adalah Kerangka-kerja Aksi Hyogo 2005 – 2015. Lewat implementasi kerangka kerja tersebut Indonesia telah mengambil beberapa langkah-langkah untuk mempromosikan PRB, yaitu membuat PRB sebagai prioritas nasional dari strategi penanggulangan bencana, dan mengikutsertakan dalam strategi ini skema-skema untuk miningkatkan ketangguhan dan kemitraan di tingkat nasional, regional, dan global.
Indonesia berada di wilayah yang sangat rentan bencana, oleh karena itu sangat penting ke upaya-upaya dalam merealisasikan visi: “Ketangguhan Bangsa dalam Menghadapi Bencana”. Bahkan menurut Laporan Kebencanaan Dunia 2012, lebih dari seratus wilayah di Asia rentan akan bencana alam. Ketika bencana alam menghantam, penduduk lokal yang pertama dan paling menderita. Pemerintah daerah yang pertama harus turun-tangan menghadapi masalah-masalah yang timbul akibat bencana. Benarlah bahwa sebelum pemerintah pusat dapat  mengulurkan bantuan, pemerintah daerah yang harus menanggapi terlebih dahulu. Maka dari itu, penting untuk memperkuat kapasitas PRB mereka.
Enam kiat bagaimana memperkuat kapasitas lokal dalam PRB dipaparkan oleh Presiden SBY berikut ini.
PERTAMA, ketangguhan lokal dapat diperoleh melalui pengembangan desa tangguh.
Di pedesaanlah yang mengalami bencana alam paling dahsyat. Gempa-bumi, tsunami, tanah-longsor, erupsi gunung-berapi, dan banjir sering merusak daerah-daerah pedalaman.
Dalam konteks kepulauan seperti Indonesia, bencana alam mempengaruhi pedesaan di pesisir dan pedalaman. Inisiatif-inisiatif PRB disesuaikan dengan karakteristik desa-desa yang khas seperti Kampung Siaga (Prepared Villages) untuk daerah pedalaman dan Desa Pesisir Tangguh (Resilient Coastal Villages) untuk daerah pesisir.
Desa-desa tangguh ini adalah obyektif dari pembentukan PRB berbasis komunitas di tingkat lokal. Pedesaan ini bisa menjadi bagian dari jaringan yang lebih luas untuk implementasi dari rencana dan strategi PRB.
Menurut Presiden SBY, pedesaan ini juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk pengembangan manajemen risiko bencana di tingkat lokal. Agar ini dapat dilaksanakan, pemerintahan harus bisa fleksibel dalam pengambilan keputusan dan pemberdayaan masyarakat. Aktor-aktor juga harus diikut-sertakan dan nilai-nilai budaya lokal juga harus ikut dipertimbangkan.
Hal-hal tersebut membawa Presiden SBY ke hal yang KEDUA, yaitu partisipasi dari beragam pemangku kepentingan adalah penting untuk kapasitas daerah untuk PRB.
PRB adalah kewajiban kolektif dari para pemerintahan dan masyarakat, baik di tingkat nasional maupun daerah. Oleh karena itu, Indonesia telah memberi dorongan untuk berpartisipasi dalam penguatan kapasitas lokal. Para pemangku kepentingan termasuk kelompok masyarat sipil, para cendikiawan, profesional, anggota parlemen, pemuka agama, termasuk komunitas bisnis.
Presiden SBY juga menambah kepentingan tertentu untuk kemitraan antara pemangku-kepentingan. Oleh karena itu, dalam kesempatan Forum Ekonomi Dunia di KTT Asia Timur 2011, diluncurkanlah Disaster Resource Partnership (DRP) National Network for Indonesia. Dan pada tanggal 27 Januari 2012, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan konstruksi dan bangunan, membentuk Jaringan Kemitraan Penanggulangan Bencana.
KETIGA, kapasitas manusia dan teknis di tingkat daerah harus dikembangkan.
Kapasitas manusia termasuk pengetahuan, pengalaman, dan kebijakan. Sangatlah penting bahwa komunitas lokal sadar pada potensi bahaya yang diakibatkan oleh bencana alam ke daerah-daerahnya. Keberanian untuk mengapresiasi pentingnya dalam memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana alam adalah penting. Kita perlu memperkuat pengetahuan setempat yang terbukti efektif di masa lalu untuk mengantisipasi bencana alam dan memitigasi dampak.
Komunitas daerah pada umumnya memiliki beberapa metode untuk menanggulangi bencana. Metode-metode tersebut dapat dibuat lebih efektif bila kita mengikut-sertakan cara-cara baru dan praktek-praktek terbaik dalam penanggulangan bencana. Kita dapat menggabungkan metode-metode di daerah dengan keahlian teknis yang lebih maju untuk membuat komunitas daerah lebih tangguh.
Dalam sudut pandang ini, pemerintah Indonesia memberi perhatian yang besar dalam memperkokoh kapasitas keorganisasian dan teknis di komunitas dan pemberdayaan masyarakat. Kami mengejar obyektif ini melalui diseminasi pengetahuan dan pendalaman keahlian.
KEEMPAT, keuangan adalah penting dalam mencapai kapasitas daerah untuk PRB.
Menurut Presiden SBY, komunitas lokal harus memiliki keuangan yang mencukupi untuk mendukung kapasitas ketangguhan bencana. Salah satu cara untuk mendapatkan bantuan keuangan adalah melalui kemitraan sektor umum dengan swasta dalam mempromosikan penanaman modal di infrastruktur lokal sosial dan fisik. Pemerintah lokal juga dapat membangun anggaran belanja cadangan sebagai alat keberlanjutan cadangan.
Sumber-sumber potensi untuk pendanaan adalah organisasi dermawan. Dunia ini tidak pernah terhitung dengan orang-orang yang tertarik dalam pengurangan beban dari korban-korban bencana alam. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila kita mengundang mereka untuk mendukung pendanaan PRB.
KELIMA, harus ada perpaduan antara kapasitas nasional dan lokal. Rencana aksi nasional harus memperkuat rencana aksi lokal. Ini harus membantu aktor lokal mengembangkan program-program daerah PRB.
Perpaduan ini penting karena, menurut pandangan Presiden SBY, ketangguhan di tingkat nasional dan daerah bersama-sama memperkuat.
Presiden SBY mengutip satu bahan dokumentasi dari konferensi ini, dengan mengatakan: bagaikan pohon dan akarnya, tingkat nasional adalah akarnya. Tingkat komunitas adalah daun-daunnya. Dan cabangnya menggambarkan tingkat administrasi yang menghubungkan semuanya.
Dan KEENAM, Presiden SBY yakin bahwa penting untuk mengintegrasi PRB skala-kecil dan inisiatif adaptasi perubahan iklim (climate change adaptation—CCA) ke dalam proses pengembangan daerah. Penting juga untuk mengintegrasikan PRB lokal dan inisiatif CCA kedalam perencanaan pengembangan nasional.
Untuk mendukung implementasi program-program PRB dan CCA di tingkat daerah, mekanisme pendanaan bisa dilakukan di tingkat nasional. Menurut pandangan Presiden SBY, program daerah yang pendanaannya cukup, adalah penting untuk sasaran yang paling rentan.
Demikian paparan enam (6) kiat Presiden SBY dalam mengupayakan PRB sehingga mendapatkan apresiasi dari dunia internasional berupa Global Champion untuk Pengurangan Risiko Bencana. Penghargaan tersebut sangat bergengsi karena hanya diberikan kepada satu kepala negara di dunia dan hanya sekali saja. Artinya bukan suatu penghargaan tahunan atau berkala. Pada skala global saat ini dikenal dua (2) tokoh yang terkait dengan isu lingkungan yaitu Al Gore sebagai tokoh perubahan iklim global dan SBY sebagai tokoh dunia bidang pengurangan risiko bencana. 

Sumber :Djuni Pristiyanto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


Waspada Bencana di Musim Penghujan


Secara geografis Indonesia berada di kawasan khatulistiwa dan secara otomatis Negara kita beriklim tropis. Dalam kondisi ideal, dalam setahun kita mendapat musim penghujan selama 6 (enam) bulan dan merupakan nikmat yang luar biasa yang Allah berikan kepada kita rakyat Indonesia. Kadang kala nikmat yang luar biasa ini apabila terlibat campur tangan manusia di dalamnya biasa akan menjadi malapetaka. Selama musim penghujan yang biasanya dimulai pada bulan November sampai dengan April, banyak terjadi bencana hidrologi yang disebabkan oleh tingginya curah hujan, salah satunya adalah Tanah Longsor, Debris Flow (banjir bandang) dan banjir. Secara definisi Tanah Longsor merupakan gerakan perpindahan bahan-bahan pembentuk lereng berupa tanah, batu, Lumpur, bahan rombahkan lainnya karena berkurangnya kemantapan/daya dukung lereng. Salah satu factor yang dapat mengurangkan kemantapan lereng adalah masuknya air hujan dalam jumlah yang besar ke dalam lereng melalui rekahan-rekahan. Jumlah air yang banyak di dalam suatu lereng akan dapat menambah beban lereng, mengurangi kohesi tanah karena pore water pressure dan apabila air hujan yang masuk ini berjumpa dengan lapisan tanah yang kedap air (impermeable) maka lapisan kedap air ini akan jadi bidang gelincir terjadinya tanah longsor
Selain dipicu oleh air hujan, tanah longsor juga dapat dipicu oleh gempa bumi. Gempa yang kerap terjadi di Aceh dikarena kita berada di zona subdukti antara lempeng Indo-Australia dengan Aurasia belum lagi kita juga memiliki sesar Sumatra yang masih aktif bergerak sekitar 4 cm/tahun (Bennett JD, 1981). Gempa bumi yang kerap terjadi ini bisa menganggu kestabilan sebuah lereng belum lagi kondisi tanah hasil pelapukan batuan di kawasan tropis sangatlah tebal sehingga mudah untuk terjadinya longsor. Namun apabila bentuk lereng tidak curam dan banyak perpohonan pada sebuah lereng, maka kemungkinan terjadinya longsor bisa dikurangin.
Dalam Buku Tinjauan Tahunan Bencana Aceh 2010 yang dikeluarkan oleh TDMRC, dijelaskan bahwa selama tahun 2010 telah terjadi berbagai macam bencana di Aceh dan salah satunya  adalah longsor dan banjir, cuma bencana longsor dan banjir saja yang memakan korban. Tahun 2010 telah terjadi longsor di Aceh Selatan, Subulussalam dan Aceh Tengah dengan total korban meninggal dunia sebanyak 8 orang dan bencana banjir dengan korban meninggal dunia sebanyak 3 orang.  Belajar dari pengalaman tahun lalu, sudah sepantasnya kita waspada terhadap bencana longsor dan banjir ini. Dalam mengkategorikan bencana, kita bisa membagikan bencana dalam dua kategori. Kategori yang pertama adalah bencana dengan Magnitut (M) besar dan Frekwensi (F) rendah contohnya Tsunami dan Super Erupsi Gunungapi. Kategori yang kedua adalah bencana dengan Magnitut Kecil (M) namun Frekwesi (F) tinggi contohnya, longsor, banjir, angin puting beliung, debris flow dan lain-lain. Dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana rasanya para peneliti kita harus fokus melakukan penelitian pada bencana-bencana dengan M rendah namun kejadiannya dalam 1 tahun (F) sering. karena bencana dengan M kecil yang berarti kekuatan bencana tersebut kecil namun apabila bencana tersebut sering terjadi tentu saja akan banyak memakan korban apabila dijumlah secara keseluruhan.
Untuk meningkatkan kewaspadaan kita bersama, tentunya kita harus memahami terlebih dahulu gejala-gejala akan terjadinya sebuah bencana. Memahami sebuah bencana, mengenal dengan benar tanda-tanda akan terjadi sebuah bencana tentu akan dapat mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh sebuah bencana. Beberapa gejala akan terjadinya longsor diantaranya; munculnya retakan-retakan di lereng, biasanya terjadi setelah hujan deras yang berturut-turut dalam waktu lama, munculnya rembesan atau mata air baru di lereng, serta tanah atau batu mulai berjatuhan dari lereng. Tanda-tanda ini akan bisa jadi panduan bagi masyarakat untuk mengetahui kapan terjadinya longsor.


Read more: http://www.ibnurusydy.com/waspada-bencana-di-musim-penghujan/#ixzz2A7Cl4RfH

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


Upaya Mitigasi Banjir Bandang (Debris Flow)

Banjir Bandang secara definisi bisa dimaknakan sebagai aliran tanah, batu, kayu yang bercampur dengan air yang meluncur pada celah yang sempit dan berlereng terjal. Dalam buku Geologi untuk Perencanaan yang ditulis oleh Djauhari Noor, Ia mengkategorikan banjir bandang sebagai aliran tanah tipe aliran cepat. Dari hampir semua  kejadian banjir bandang di Indonesia dikarenakan penebangan pohon secara membabi buta (padahal babi aja gak buta…hehehheee). Aliran sungai yang tersumbat berada di hulu menjadi penyebab terbentuknya kumpulan air yang besar menyerupai “danau”. Longsor yang terjadi di hulu juga bisa menjadi bendungan yang menyebabkan terbentuknya “danau”. Apabila volume air bartambah karena hujan dan sumbatan tersebut tidak sanggup lagi menahan massa air maka akan terjadi pelepasan air tiba-tiba.
Aliran banjir bandang ini biasanya akan melewati lereng dan aliran sungai yang sudah terbentuk sebelumnya namun karena debit airnya sangat banyak dan disertai debris (batu, tanah dan kayu) yang dibawa maka aliran ini akan memiliki momentum yang besar dan merusak segala yang ada di depannya.
Pemasangan Flexible Ring Net di Swiss (www.geobrugg.com)
Flexible Ring Net Sebagai Solusi
Flexible Ring Net merupakan serangkaian gelang yang berdiameter  ±30 cm yang digabung menjadi sebuah jaring. Rangkaian gelang tersebut tersebut akan membentuk suatu jaring yang fleksibel dan akan sanggup menahan aliran banjir bandang. Pemasangan Flexible Ring Net secara bertingkat di sepanjang sungai yang menjadi dugaan aliran banjir bandang sudah diterapkan diberbagai negara.
Pemasangan flexible ring net bertingkat (www.geobrugg.com)
Wendeler et al., pada tahun 2006 pernah menulis bahwa hampir semua negara di Eropa, Asia dan USA, telah menggunakan Flexible Ring Net dalam upaya proteksi dari bencana banjir bandang (debris flow). Pemasangan pertama dilakukan di negara Swiss pada tahun 2005 sebagaimana gambar yang saya lampirkan. Pemasangan Flexible Ring Net bertingkat selanjutnya dilakukan di Swiss pada tahun 2008.
Pemasangan Flexible Net (www.geobrugg.com)
Negara tetangga kita Malaysia sudah memasang beberapa Flexible Ring Net dibeberapa titik yang menjadi dugaan akan terjadinya banjir bandang. Saya merekomendasikan untuk sungai-sungai dan lereng yang ada di Indonesia untuk segera dilakukan pemasangan Flexible Ring Net di kawasan yang diduga akan dilewati aliran banjir bandang (debris flow).
Flexible Ring tampak dari dekat (www.geobrugg.com)
Pemasangan Flexible Ring Net harus dilakukan oleh ahlinya agar mengetahui mengenai kondisi batu tempat pemasangan Flexible Ring Net yang harus betul-betul kuat (batuan beku dan batuan metamorf) dan jangan dipasang di batuan sedimen. Untuk masalah tempat pemasangan yang cocok memang harus kita tanyakan kepada ahli Geologi.
Saat ini, ada perusahaan yang bernama Geobrugg yang telah memprodusi Flexible Ring Net dalam upaya proteksi banjir bandang dan beberapa bencana lainnya.


Read more: http://www.ibnurusydy.com/upaya-mitigasi-banjir-bandang/#ixzz2A7BmQlLH

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS