RSS

APEL AKSI PEDULI KESELAMATAN


Aksi itu dikuti peserta apel terdiri dari Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Organisasi Angkutan Darat ( Organda ) Sentra Komunikasi ( Senkom), Mitra Polri, Shaka Bhayangkara, Club Motor, Club Mobil dan Polisi Sahabat Anak.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Fauzi Bowo, membuka secara resmi Aksi Peduli Keselamatan Lalu Lintas pada Apel Besar masyarakat Pencinta Tertib Lalu Lintas (06/02) di Taman Lalu Lintas Saka Bhayangkara, Cibubur, Jakarta Timur, dihadiri Gubernur Provinsi DKI Jakarta H. Fauzi Bowo, Para Walikota/Bupati Se-Jabodetabek, Kababinkam Mabes Polri, Brigjen. Pol. Djoko Susilo, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Wahyono, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Condro Kirono, Direktur Operasi Jasa Raharja Budi Setyarso, Kepala Cabang DKI Jakarta, H. Mustimar Karimi dan para undangan lainnya.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta H. Fauzi Bowo, mengatakan kemacetan lalu lintas membawa dampak masalah besar di Ibukota Jakarta. Kemacetan lalu lintas tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat, pemborosan, dan pengaruh psikologis lainnya. Salah satu fakta sulitnya penyelesaian kemacetan lalu lintas di kota Jakarta, yakni jumlah kendaraan roda empat maupun roda dua tiap tahunnya bertambah, di sisi lain pertambahan ruas jalan yang tersedia terbatas.

Keselamatan lalu lintas senantiasa menjadi perhatian bersama dan harus selalu diupayakan solusi terbaik, tumbuhkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas agar kecelakaan lalu lintas dapat diminimalisir. Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes. Pol. Condro Kirono, pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pada 2010 mempunyai prioritas dalam menurunkan angka kecelakaan jumlah korban laka lantas dan tingkat fatalitas korban. Berbagai langkah dipersiapkan untuk dilakukan antara lain ; Pertama, Road partnership competation 2010 dengan mengajak semua dinas terkait dalam kompetisi ditingkat kabupaten dan kota dalam rangka tertib lantas dan penurunan angka kecelakaan, dan bagi yang berhasil akan diberikan apresiasi.
SENKOM MITRA POLRI menjadi peserta terbanyak harapan kedepan lebih dikenal masyarakat dan semakin dicintai sebanyak kurang lebih 200 personel turut memeriahkan giat tersebut dengan hiburan yang dipandu oleh tukul (bukan empat mata) suasana tambah meriah dengan adanya kuis berhadiah helm standar anggota senkom banyak yang mendapat hadih

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bencana Alam Picu Penurunan Kemiskinan Melamban

Jakarta - Bencana alam dibeberapa daerah yang silih berganti membuat penurunan angka kemiskinan lambat. Pasalnya, banyak masyarakat yang tiba-tiba menjadi miskin akibat kehilangan harta bencanya paska bencana alam.

Demikian disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, di Gedung DPR RI, Jakarta (2/1)."Sepanjang tahun lalu, bencana alam datang silih berganti, mulai dari banjir hingga gempa bumi, itu membuat usaha pengentasan kemiskinan terhambat," tuturnya.

Seperti yang diketahui dalam prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009, sasaran penurunan realisasi kemiskinan ditetapkan antara 12-14%. Namun pada kenyataannya angka kemiskinan mencapai 14,2%.

Armeda mengatakan, bencana alam turut menggoncang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dibutuhkan waktu yang lama untuk bangkit dari kondisi tersebut.

Selain bencana alam, lanjutnya, lambannya pengentasan kemiskinan juga dipengaruhi guncangan ekonomi akibat krisis ekonomi global yang berpengaruh pada laju pertumbuhan ekonomi ditahun 2008 dan 2009, serta perkembangan usaha pada umumnya.

Penyebab lain, kata dia, kondisi pemenuhan kebutuhan dasar kecukupan pangan dan nutrisi, tingkat kesehatan terutama anak-anak serta pemenuhan air bersih yang juga mempengaruhi kualitas kehidupan keluarga masyarakat miskin.

"Masih tingginnya angka kemiskinan juga dipengaruhi oleh fluktuasi harga-harga kebutuhan pokok yang berdampak besar bagi daya beli masyarakat miskin," kata dia. Lebih lanjut Armida mengatakan, untuk menanggulangi kemiskinan pemerintah dalam kurun waktu 2010-014 telah menganggarkan dana sebesar Rp270 trikiun.

"Sementara itu berkaitan dengan pembangunan daerah, penurunan kemiskinan akan sangat bergantung pula dengan pembangunan daerah tertinggal, terpencil serta pembatasan utang yang tertuang dalam Prioritas 9," pungkasnya. [san/cms]

sumber: www.inilah.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengapa Bumi Terjadi Bencana?

Jakarta - Ilmuwan Rusia telah menemukan penyebab bencana global, termasuk angin topan, badai dan tornado. Ilmuwan percaya semua bencana ini berkaitan dengan lubang ozon dan proses emisi hidrogen dari inti bumi.

Vladimir Syvorotkin, dosen senior di Moscow State University percaya bahwa dua aliran radiasi matahari memenuhi permukaan bumi melalui lubang-lubang di lapisan ozon. Salah satu arus menyebabkan pemanasan, sedangkan yang kedua mempengaruhi mutasi virus melalui sinar ultraviolet.

Syvorotkin mencatat bahwa khatulistiwa Afrika menerima jumlah maksimum dari sinar ultraviolet. Penyakit seperti AIDS, Ebola dan lainnya telah terbentuk di sana, katanya.

Daerah ini adalah semacam laboratorium genetik dari planet, kata Syvorotkin. "Wilayah itu adalah tempat di mana virus bermutasi terus-menerus," tambahnya. Asia tenggara adalah wilayah lain di mana beberapa virus flu terbentuk.

Dia percaya aliran radiasi matahari berinteraksi dengan anomali geologi yang berkaitan dengan hidrogen dan membentuk topan. "Untuk topan yang dihasilkan dari air harus dipanaskan sampai 20 derajat Celsius di wilayah puluhan ribu kilometer persegi," tambah Syvorotkin.

Pemanasan global telah menjadi salah satu masalah yang paling mendesak. Manusia hanya memiliki kurang dari sepuluh tahun untuk mencegah perubahan iklim.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam konferensi khusus tentang pemanasan global yang terjadi baru-baru ini di New York menyatakan kita akan segera mencapai batas kritis dari emisi gas rumah kaca.

Namun, ada pendapat yang berbeda dari masalah pemanasan global. Syvorotkin dari Universitas Negeri Moskow percaya bahwa pemanasan tidak global. "Ketika Samudera Artik melunak pada tahun 2000, masih ada pembentukan salju di Siberia," katanya. [ito]

sumber: www.inilah.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Masyarakat Internasional Apresiasi Pengelolaan Bencana di Indonesia

London (ANTARA News) - Badan PBB untuk Masalah Kemanusiaan (UN-OCHA), negara-negara donor dan NGO`s yang bergerak di bidang kemanusiaan mengakui Indonesia sebagai salah satu contoh negara yang telah memiliki sistem pengelolaan bencana yang sangat baik.

Pengakuan itu terungkap ketika UN-OCHA menyelenggarakan pertemuan United Nations Disaster Assessment and Coordination Board, di Jenewa, ujar Sekretaris Pertama PTRI Jenewa , Achsanul Habib, kepada koresponden Antara London, Rabu.

Deputi Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, Duta Besar Desra Percaya yang mewakili Pemerintah Indonesia, diminta untuk menyampaikan paparan mengenai contoh keberhasilan penanganan pasca gempa di Padang, Sumatra Barat.

UN-OCHA menyebutkan bahwa keterwakilan Indonesia dalam pertemuan tersebut dimaksudkan sebagai contoh sukses sebuah negara yang berhasil dalam operasi kemanusiaan PBB, khususnya dalam penanganan bencana.

Dalam paparannya, Duta Besar Desra Percaya menggarisbawahi bahwa Pemerintah Indonesia telah menerapkan manajemen penanganan bencana di Padang melalui koordinasi erat dengan badan-badan PBB dan negara-negara sahabat.

Penanganan gempa di Padang berjalan dengan baik karena didukung oleh koordinasi yang sangat baik antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta UN-OCHA dan tim gerak cepatnya.

Penanganan gempa di Padang juga telah menjadi contoh yang baik dengan berubahnya pendekatan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam penanganan bencana.

Dalam kerangka ini, Pemerintah Indonesia menempatkan pendekatan yang lebih proaktif dan bukan reaktif, dengan penekanan pada upaya mengurangi risiko bencana, serta menempatkan masyarakat sebagai aktor penting dalam pengurangan resiko bencana (community-based approach).

Hal-hal tersebut telah menjadi sejumlah catatan penting bagi para peserta pertemuan yang terdiri dari para pejabat UN-OCHA, badan-badan PBB dan para negara donor penting seperti AS, Uni Eropa, Jepang, Australia, Canada, serta sejumlah NGO di bidang kemanusiaan.

Dubes Toni Frisch, yang mewakili Badan Bantuan Kemanusiaan Pemerintah Swiss menyebutkan Indonesia merupakan negara yang sangat mandiri dan memiliki kemampuan manajemen pengelolaan bencana memadai serta didukung oleh sumber daya yang sangat kuat.

Hal-hal inilah yang menjadi perbedaan nyata antara Indonesia dengan negara-negara lain yang memiliki karakteristik sama dalam hal bencana, ujar Toni Frisch yang berhasil menarik pelajaran penting yang dialaminya selama operasi bantuan kemanusiaan di Padang.

Pada akhir pertemuan, seluruh peserta mengakui bahwa aspek kemitraan dan kerjasama internasional adalah salah satu kunci utama dalam penanganan bencana.

Hal ini merupakan elemen yang sama pentingnya dengan peningkatan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam memandang dan mengelola bencana, demikian Achsanul Habib. (H-ZG/A038)

sumber: http://antaranews.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bagaimana implementasi bidang kebencanaan dlm Program 100 Hari SBY?

Tanggal 28 Januari 2010 besok adalah hari terakhir dalam Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II. Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono, yang biasa disebut Kabinet Indonesia Bersatu II, menetapkan 15 (lima belas) prioritas kerja 100 (seratus) hari Kabinet, salah satunya adalah bidang Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana. Penetapan Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II ini dilakukan dalam Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden pada tanggal 5 November 2009 di Istana Negara, Jakarta.

Bidang penanggulangan bencana (PB) dalam Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II itu terdapat dalam Prioritas ke-14 yaitu “Peningkatan Kesiagaan Penanggulangan Bencana”, antara lain:
“Akan dibentuk standby force yang setiap saat siap dikerahkan kemanapun di Indonesia. Dalam 100 hari, bukan hanya SOP-nya yang sudah harus siap, tetapi betul-betul jelas, paling tidak satu untuk bagian barat di Halim, bagian timur di pangkalan Abdurrahman Saleh.”

Selain itu urusan PB juga terdapat dalam Prioritas ke-7 (“Pembenahan Penggunaan Tanah dan Tata Ruang”), Prioritas ke-11 (“Mengelola Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup”), dan Prioritas ke-12 (“Reformasi Kesehatan”).

Sebagai pelaksanaan dari Prioritas ke-14 itu adalah dengan dibentuknya Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB). SRC-PB diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesra, Dr. H.R. Agung Laksono didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, DR. Syamsul Maarif, M.Si pada Senin, 7 Desember 2009 di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Tujuan pembentukan SRC-PB dengan perkuatannya, adalah untuk membantu pemerintah daerah dalam melakukan tindakan-tindakan yang cepat tanggap darurat di daerah yang terkena bencana, berupa bantuan teknis, peralatan dan dukungan logistik.

Tampaknya pembentukan SRC-PB ini merupakan program unggulan dan kebanggaan dari BNPB. Hal itu terlihat jelas dalam unjuk gigi BNPB beserta instansi terkait dalam “Gelar kesiapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB)” pada hari Kamis, 14 Januari 2010 di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta yang dihadiri oleh Presiden SBY.

Selain pembentukan SRCPB oleh BNPB di atas, tidak banyak berita mengenai implementasi kegiatan dari Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II di bidang penanggulangan bencana. BNPB sendiri sebagai sebuah instansi yang paling bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan penanggulangan bencana tidak menyatakan secara eksplisit apa saja yang akan dikerjakan untuk implentasi bidang kebencanaan dari Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II tersebut. Tentunya hal itu menyisakan pertanyaan, seperti berikut ini:

  • Apakah program BNPB untuk menerjemahkan atau mengimplementasikan Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II hanya satu saja, yaitu membentuk SRCPB?
  • Bagaimana peran BNPB dalam mengkoordinasikan urusan penanggulangan bencana dengan instansi-instansi lain, khususnya intansi pemerintah dan umumnya lembaga non-pemerintah? Ini misalnya pada urusan tata ruang, kebakaran hutan dan lahan, perubahan iklim, kesehatan, kehutanan, kelautan, pendidikan, dan lain-lain.
  • Bagaimana pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat dan Jawa Barat pasca gempa bumi?
  • Bagaimana dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana, yang kurang sexi bila dibandingkan dengan pembentukan SRCPB dan simulasi/gladi PB? Hal ini seperti penyusunan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB), Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB), early warning system (EWS), pendidikan kebencanaan, pemetaan risiko bencana, dan lain-lain.

sumber:www.mpbi.org

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Banten siap antisipasi bencana industri



CILEGON – Jika tidak ada kesigapan pemerintah di tiap kabupaten/kota, bukan tidak mungkin bencana industri dapat mengancam Banten. Saat ini sedikitnya tercatat 34 industri kimia berada di Banten. Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya berada di Kota Cilegon.

Demikian dikatakan Ketua Anyer Merak Cilegon-Chemical Manufacturer Assosiation (AMC/CMA) Utun Sutrisna dalam rapat koordinasi (rakor) penanggulangan bencana industri yang dihadiri sekretaris daerah (sekda) kabupaten/kota se-Banten, di Hotel Permata Krakatau Cilegon, Senin (8/2).

Sejumlah sekda yang hadir antara lain, Sekda Pemprov Banten Banten Muhadi, Sekda Cilegon Edi Ariadi, Sekda Lebak Ruswan Efendi, Sekda Pandeglang Endjang Sadina, Sekda Kabupaten Serang Lalu Atharusalam Rais, Kepala Bappeda Kota Tangsel Hasdanil yang mewakili Sekda Kota Tangsel Nanang Komara, Sekda Kota Tangerang Hari Mulya Zein, dan Bappeda Kabupaten Tangerang Hermansyah yang mewakili Sekda Kabupaten Tangerang Benyamin Davnie.

Menurut Utun, kesigapan yang dimaksud berupa pemantauan secara berkala ke tiap industri yang ada. Sehingga, pemerintah menjadi tahu potensi bahaya apa saja yang mungkin terjadi dari tiap industri. “Di sini peran Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan dinas-dinas terkait sangat diperlukan. Karena seperti yang kita ketahui, satu industri kimia saja yang ada di Cilegon mengalami kebocoran dampaknya akan sangat luar biasa. Ini perlu dipantau, dan diawasi,” jelasnya.

Sementara itu, Sekda Pemprov Banten Muhadi menilai perlunya terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan terkoordinasi secara menyeluruh di Banten. “Ini bisa dilakukan dengan menyiagakan Satkorlak (Satuan Koordinator Pelaksana) bencana. Salah satu tugas Satkorlak berdasarkan keputusan Gubernur adalah merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana. Serta penanganannya secara cepat dan tepat,” katanya.

Pada bagian lain, Sekda Kabupaten Serang Lalu Atharusalam Rais juga menyoroti pentingnya kesigapan penanganan bencana industri bisa melalui pengasahan kemampuan personel penanggulangan bencana. Salah satunya petugas pemadam kebakaran di sejumlah daerah. “Di Kabupaten Serang sendiri sedang upayakan hal ini,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Sekda Cilegon Edi Ariadi mengulas keberadaan lembaga Crisis Center penanggulangan bencana yang dimiliki Kota Cilegon. Lembaga ini dipusatkan di Kantor Bappeda. “Crisis Center berpusat di satu titik, untuk mengamati daerah-daerah yang rawan bencana. Baik bencana industri atau bencana alam. Melalui Crisis Center ini, kita bisa berikan sinyal peringatan berupa sirine kepada masyarakat jika bencana terjadi,” kata Edi.

Sinyal peringatan sendiri, lanjutnya, terpasang di dua kawasan yaitu, di PT BCS Kelurahan Grogol, Merak, dan di Kawasan Ciwandan tepatnya di SMPN 9. “Kita (Pemkot Cilegon-red) melaksanakan latihan penanggulangan bencana industri, dan tsunami drill untuk penanggulangan bencana alamnya,” pungkasnya. (air)

sumber: radar banten

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Banten Lama, Lebih dari Sekadar Wisata Ziarah


Ratusan bahkan Ribuan manusia di Kompleks Masjid Agung Banten Lama menjadi pemandangan yang biasa terlihat pada setiap hari-hari besar agama Islam. Kompleks peninggalan Kesultanan Islam Banten memang lebih dikenal sebagai tempat berziarah. Banten Lama menyimpan banyak cerita sejarah, tak sekadar tempat wisata ziarah.

Memasuki pintu gerbang situs Banten Lama di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, sepintas terasa terbawa ke cerita masa lalu. Masa di mana Kesultanan Banten mengalami kejayaan pada abad XVI-XVIII Masehi. Sisa bangunan tua mulai terlihat menyembul di antara rumpun padi di sebelah kiri jalan masuk. Bangunan itu merupakan sisa gapura Gedong Ijo, tempat tinggal para perwira kerajaan. Melaju beberapa meter dari gerbang, puing-puing reruntuhan bangunan besar mulai terlihat. Itulah Keraton Surosowan, kediaman para sultan Banten, dari Sultan Maulana Hasanudin pada tahun 1552 hingga Sultan Haji yang memerintah pada 1672-1687.

Semula, bangunan keraton yang seluas hampir 4 hektar itu bernama Kedaton Pakuwan. Terbuat dari tumpukan batu bata merah dan batu karang, dengan ubin berbentuk belah ketupat berwarna merah. Sisa bangunan yang kini masih bisa dinikmati adalah benteng setinggi 0,5-2 meter yang mengelilingi keraton dan sisa fondasi ruangan. Sisa pintu masuk utama di sisi utara kini tinggal tumpukan batu bata merah dan bongkahan batu karang yang menghitam. Bangunan kolam persegi empat di tengah keraton merupakan pemandangan lain yang ada di dalam benteng.

Menurut catatan sejarah, puing itu merupakan bekas kolam Rara Denok, pemandian para putri. Di bagian belakang atau di sisi selatan, terlihat pula sisa bangunan berbentuk kolam menempel pada benteng. Dahulu, kolam itu digunakan sebagai pemandian pria-pria kerajaan, yang disebut Pancuran Mas. Air yang dialirkan ke kolam Rara Denok dan Pancuran Mas berasal dari mata air Tasik Ardi, sebuah danau buatan yang berjarak sekitar 2,5 kilometer di sebelah selatan atau tepatnya barat daya keraton. Disalurkan ke keraton dengan menggunakan pipa yang terbuat dari tanah liat. Sebelum masuk keraton, air dari Tasik Ardi harus melalui tiga kali proses penyaringan. Bangunan penyaringan itu disebut Pangindelan Abang, Pangindelan Putih, dan Pangindelan Mas.

Saat ini lokasi Tasik Ardi masuk dalam wilayah Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu,Kabupaten Serang, yang dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Sementara itu, tiga bangunan pangindelan masih bisa dilihat di Jalan Purbakala, antara Keraton Surosowan dan Tasik Ardi. Sayangnya, sekarang jalan ini hanya bisa dilintasi sepeda karena warga masih menggunakan tempat itu sebagai jalan air di tengah persawahan. Di sudut sebelah barat terlihat sebuah bangunan menyerupai cincin. Tempat itu disebut ruang Pasepen, yang digunakan sebagai tempat sultan beribadah.

Bangunan keraton ini pertama kali dihancurkan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa pada 1680. Keraton dibumihanguskan saat Kesultanan Banten berperang melawan penjajah Belanda. Simbol kebesaran kerajaan Islam Banten itu kembali dihancurkan pada 1813. Ketika itu, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Herman Daendels memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan keraton karena Sultan Rafiudin (sultan terakhir Kerajaan Banten) tak mau tunduk pada perintah Belanda.

Reruntuhan bangunan keraton juga terlihat di bagian selatan Keraton Surosowan. Pada bagian depan terpancang papan bertuliskan ”Situs Keraton Kaibon”, dengan luas sekitar 2 hektar. Keraton ini dibangun pada 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu Sultan Muhammad Rafiuddin yang menjabat sebagai pemimpin pemerintahan karena putranya masih berusia lima tahun. Bangunan bersejarah lain yang bisa dinikmati adalah Jembatan Rante, yang terletak di depan Keraton Surosowan, tepatnya di sebelah utara Masjid Agung Banten Lama.

Jembatan hidraulis itu berdiri di atas kanal yang saat ini sudah menyempit dan berubah fungsi menjadi kubangan air. Dahulu Jembatan Rante digunakan sebagai tempat pemeriksaan kapal-kapal yang keluar-masuk keraton. Jembatan ini akan terangkat jika ada kapal yang lewat dan akan kembali rata setelah kapal berlalu. Salah satu bangunan yang masih berdiri kokoh adalah Masjid Agung Banten Lama, berikut menara setinggi 23 meter. Masjid inilah yang paling terkenal di Situs Banten Lama dan selalu penuh sesak oleh para peziarah, terutama pada peringatan hari-hari besar Islam.

Wihara Avalokitesvara Bukan hanya bangunan masjid, Kesultanan Islam Banten juga menyisakan bangunan wihara Buddha atau klenteng China. Disebelah barat daya Surosowan berdiri Wihara Avalokitesvara, yang dibangun pada 1652. Bangunan wihara ini merupakan peninggalan Sultan Syarief Hidayatullah, yang menikahi seorang putri China saat sang putri bertandang ke Pelabuhan Banten. Wihara dibangun sebagai tempat peribadatan para pengikut putri China, yang kemudian tinggal di Banten Lama.

Saat ini, Wihara Alokitesvara merupakan salah satu wihara tertua di Indonesia, yang kerap dibanjiri peziarah karena terdapat altar Kwan Im Hut Cou atau Dewi Kwan Im. Dewi Kwan Im dipercaya sebagai dewi yang penuh welas asih, yang diyakini sering menolong manusia saat dihadapkan pada berbagai kesulitan. Selain itu, di dalam wihara juga terdapat 15 altar, seperti altar Thian Kong yang berarti Tuhan Yang Maha Esa dan Sam Kai Kong atau penguasa tiga alam.

Setiap tahun wihara di Kampung Kasunyatan, Desa Banten, ini selalu dipadati puluhan ribu pemeluk Buddha dari banyak daerah di Indonesia, Belanda, Jerman, dan Thailand. Mereka datang, terutama, pada peringatan Lak Gwe Cap Kau, saat Dewi Kwan Im mendapatkan kesempurnaan. Terlepas dari itu, berdirinya wihara di kompleks kerajaan Islam bisa menunjukkan tingginya toleransi antarumat beragamapada masa itu. Warga yang berbeda agama bisa hidup berdampingan dengan harmonis di kota tua tersebut.

Untuk melihat dengan jelas sisa-sisa peninggalan Kesultanan Banten, Museum Kepurbakalaan Banten Lama bisa menjadi tujuan kunjungan. Gambar peta dunia yang dibuat dengan tulisan tangan juga terpampang di sana. Demikian pula gambar Kiayi Ngabehi Wirapraja dan Kiayi Abi Yahya Sandara, dua Duta Besar Kesultanan Banten untuk Inggris. Itu menunjukkan majunya pemikiran para sultan karena mengerti pentingnya diplomasi.

Koleksi mata uang dan pecahan keramik dari sejumlah negara juga disimpan di museum tersebut. Itu merupakan bukti bahwa Kerajaan Banten memiliki bandar besar, tempat persinggahan dan transaksi perdagangan internasional. Bandar Banten dikunjungi para pedagang dari Gujarat (India), China, Melayu, Persia, dan Eropa. Tidak perlu biaya mahal untuk menikmati sisa keindahan dan cerita kejayaan Kesultanan Islam Banten. Cukup membayar Rp 1.000, pengunjung sudah dapat mengantongi tiket untuk menjelajahi museum seluas 1.000 meter persegi.

sumber: http://banten-piknik.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS